Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

TRANSFORMASI GEOMETRI

Gambar
A. Translasi (Pergeseran), Refleksi (Pencerminan),  Rotasi (Perputaran), Dilatasi (Pembesaran/pengecilan) 1. Translasi (Pergeseran) Jenis transformasi geometri yang berhubungan dengan perpindahan suatu titik sepanjang garis lurus.  Rumus dari translasi yaitu : (x’,y’) = (a,b) + (x,y) Keterangan: x’, y’ = titik bayangan x,y = titik asal a,b = vektor translasi Berikut contoh soal transformasi geometri jenis translasi Tentukan titik bayangan jika titik A adalah (2, 4) dan ditranslasikan menjadi (6, 3) Jawab: (x’, y’) = (x +a, y+b) (x’, y’) = (2+6, 4+3) (x’, y’) = (8, 7) Maka titik bayangannya ada di (8, 7) 2. Refleksi (Pencerminan) Transformasi geometri berarti perubahan dengan memindahkan titik dengan sifat dari suatu cermin datar. Rumus umum dari refleksi antara lain: Refleksi terhadap sumbu -x : (x,y) maka (x, -y) Refleksi terhadap sumbu -y : (x,y) maka (-x, y) Refleksi terhadap garis y = x : (x, y) maka (y, x) Refleksi terhadap garis y = -x : (x, y) maka (-y, -x) Refleksi ter...

DETERMINAN & INVERS MATRIKS

Gambar
 A. Determinan Matriks ordo 2×2 dan Matriks ordo 3×3 1. Determinan Matriks Ordo 2x2 adalah matriks berordo 2x2. Elemen a dan d terletak pada diagonal utama, sedangkan elemen b dan c terletak pada diagonal kedua. Determinan matriks A dapat diperoleh dengan mengurangkan hasil kali elemen-elemen diagonal utama dengan hasil kali elemen-elemen diagonal kedua. Contoh : Tentukanlah determinan matriks berikut! Pembahasan :  2. Determinan Matriks Ordo 3×3 Determinan matriks persegi dengan ordo 3x3 dapat dihitung dengan menggunakan dua cara, yaitu kaidah Sarrus dan ekspansi kofaktor. Namun, cara yang paling sering digunakan dalam menentukan determinan matriks ordo 3x3 adalah dengan kaidah Sarrus. |A| = (a.e.i) + (b.f.g) +( c.d.h) – (c.e.g) – (a.f.h) – (b.d.i) |A| = (a.e.i + b.f.g + c.d.h) – (c.e.g + a.f.h + b.d.i)

MATRIKS

Gambar
  A. Konsep dan Jenis Matriks Matriks adalah sekumpulan bilangan yang disusun berdasarkan baris dan kolom, serta ditempatkan di dalam tanda kurung. Nah, tanda kurungnya ini bisa berupa kurung biasa “( )” atau kurung siku “[ ]”, ya. Suatu matriks diberi nama dengan huruf kapital, seperti A, B, C, dan seterusnya. beberapa jenis matriks khusus yang perlu kamu ketahui di antaranya sebagai berikut: 1. Matriks Baris Matriks baris merupakan matriks yang terdiri atas satu baris saja. Pada umumnya matriks baris memiliki ordo 1xn, dengan n adalah banyak kolom pada matriks. 2. Matriks Kolom Matriks kolom merupakan matriks yang terdiri atas satu kolom saja. Pada umumnya matriks kolom memiliki ordo mx1, dengan m adalah banyak kolom pada matriks. 3. Matriks Persegi Matriks persegi adalah suatu matriks yang memiliki jumlah baris dan kolom sama. Itu tandanya, m = n. Karena jumlah baris dan kolomnya sama, maka ordo matriksnya bisa kita tulis menjadi n x n, atau matriks ordo n.  4. Matriks Pers...

PROGRAM LINEAR

Gambar
  A. Daerah Penyelesaian Sistem Pertidaksamaan Linear 2 Variabel Dari pertidaksamaan 4x + 3y – 12 ≥ 0, tentukan daerah penyelesaiannya! Langkah-langkah untuk menentukan daerah penyelesaian adalah sebagai berikut: Pindahkan variabel ke ruas kiri dan konstanta di ruas kanan.  4x + 3y ≥ 12 Ubah tanda pertidaksamaan menjadi sama dengan.  4x + 3y = 12 Tentukan titik poinnya, kalau akan menggunakan sumbu-x berarti y=0, sebaliknya kalau menggunakan sumbu-y berarti x=0. Gambar titik potongnya. lak ukan uji titik untuk mendapatkan daerah penyelesaiannya. Kita ambil titik yang berada di dalam garis (kiri garis).  Misalnya titik (2,0). Sekarang kita substitusi ke dalam persamaan 4x + 3y ≥ 12 menjadi 4(2) + 3(0) ≥ 12, hasilnya 8 ≥ 12. Kira-kira benar gak kalau 8 lebih besar sama dengan 12? Salah ya, berarti daerah penyelesaiannya ada di kanan garis atau di luar garis. Dari situ sudah paham ya, kalau hasil uji titiknya salah, berarti daerahnya ada di luar garis (kanan), sedangka...

INDUKSI MATEMATIKA

Gambar
 A. Metode Pembuktian Dengan Induksi Matematika Induksi matematika digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan untuk setiap bilangan asli. Untuk melakukan pembuktian menggunakan induksi matematika, berikut ini langkah-langkah nya: 1. Membuktikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = 1. 2. Mengasumsikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = k. 3. Membuktikan bahwa rumus atau pernyataan tersebut benar untuk n = k + 1. Contoh soal dibawah ini : Buktikan deret 1 + 2 + 3 + ... + n = 1/2 n(n+1)  Langkah pertama  Kita akan buktikan untuk n = 1 adalah benar. Karena pernyataan tersebut merupakan deret, maka n di sini maksudnya jumlah suku pertama deret tersebut. Nah, yang diminta n = 1, berarti jumlah suku pertamanya hanyalah 1. Kemudian, kita substitusi semua n dengan 1. Jadi:  Langkah pertama terbukti ya karena ruas kiri dan kanannya sama. Langkah kedua Kita asumsikan pernyataan benar untuk n = k. Berarti jumlah suku pertamanya itu dari 1 + 2 ...